skip to main |
skip to sidebar
WOOWWWW!!!!
ada fakta mngejutkan seputar ekonomi negara kita......
cekidot !!!!!!!!!!!!!
Untung Ada Gayus!
(koq bsa ya...)
Jum'at, 12 November 2010 - 14:24 wib
Safrezi Fitra - Okezone
JAKARTA - Kasus Gayus Tambunan yang mencoreng nama Direktorat Jendral Pajak (Ditjen Pajak) menjadi dasar bagi entitas tersebut untuk terus melakukan pembenahan.
"Untung ada Gayus, kami jadi bisa berbenah, bisa evaluasi," ujar Kasubdit Banding dan Gugatan II Jon Suryayuda Soedarso dalam obrolan santainya bersama wartawan di kantornya Direktorat Jendral Pajak, Jumat (12/11/2010).
Pembenahan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak, kata Yon dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah pengajuan Peninjauan Kembali (PK) yang dilakukan Ditjen Pajak kepada Mahkamah Agung. "Dari Januari sampai September 2010, pengajuan (PK) kita ke MA sampai 617," jelasnya.
Dikatakan bahwa angka tersebut meningkat dari tahun ke tahun. PK yang diajukan Ditjen Pajak kepada Mahkamah Agung pada 2008 angkanya baru mencapai 114 kasus. Sedangkan pada 2009 PK yang diajukan bertambah lebih dari 100 persen sebesar 255. Peningkatan yang besar terjadi pada 2010 ini dengan perkiraan sampai akhir tahun akan melebihi angka 700.
Peningkatan yang besar pada tahun ini sejalan dengan pembenahan institusi secara menyeluruh, salah satunya adalah pembenahan permasalahan gugatan dan PK. "Kenapa banyak, karena ada Gayus juga, jadi kita mulai evaluasi," pungkasnya.(wdi)
Ekonomi RI Bisa di Posisi 10 Besar Secara Global
Kamis, 18 November 2010 - 07:21 wib
LONDON - Perekonomian Indonesia pada 2030 diprediksi berada di deretan 10 besar dari total kekuatan ekonomi global. Dalam laporan terbaru “The Super-Cycle Report” yang dirilis Standard Chartered Bank (Stanchart), disebutkan bahwa Indonesia bahkan bisa melewati Jepang.
kerennnn kannn!!!!!
Pada dua dekade mendatang Indonesia akan berada di bawah Jerman, Prancis, Rusia, dan Inggris yang berada di urutan keenam hingga kesembilan.
Kendati demikian, pada satu dekade berikutnya Indonesia diperkirakan mengalahkan empat negara tersebut. Saat itu Indonesia akan ada di posisi kelima di dunia dengan produk domestik bruto USD9,3 triliun sedangkan Jepang di urutan keenam dengan PDB USD8,4 triliun.
Menurut Kepala Ekonom dan Group Head of Global Research Standard Chartered Gerard Lyons, laporan “Super-Cycle” menunjukkan adanya konsep bahwa akan terjadi potensi terbalik dalam hal pertumbuhan global.
”Faktanya negara-negara berkembang akan menjadi pendorong utama perekonomian karena tumbuhnya perdagangan, pesatnya industri dan naiknya jumlah kelas menengah,” ujar Lyons, dilansir dari Straits Times, Kamis (18/11/2010).
Dia juga menyebutkan bahwa negara barat memiliki kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan ekonomi global tersebut. Dalam laporan terbarunya, Stanchart menyebutkan perekonomian India akan mencapai 8,8 persen pada 2012 dan melewati China yang diramalkan hanya tumbuh delapan persen.
Hanya, dalam dua dekade ke depan China mungkin akan menyalip Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia dengan total produk domestik bruto (PDB) USD73 triliun dan India USD30 triliun. Sedangkan total PDB dunia menurut Stanchart akan mencapai USD308 triliun pada 2030.
Laporan itu juga menunjukkan bahwa Asia sebagai penggerak utama pertumbuhan global selama dua dekade berikutnya. Perekonomian China akan berkembang dua kali lipat dari AS pada 2030 dan menyumbang 24 persen dari PDB global. Sebelumnya Goldman Sachs Group Inc juga memperkirakan, China akan mengambil alih posisi AS pada 2020.
Laporan itu mengatakan,dunia saat ini ada dalam masa pertumbuhan yang terus-menerus tinggi atau “siklus super”, sejak 2000 lalu.
Perekonomian global dinilai telah meningkat dua kali lipat antara tahun 2000 hingga 2010 dan diperkirakan akan tumbuh lebih dari USD300 triliun pada 2030, dari saat ini USD62 triliun.(Yanto Kusdiantono/Koran SI/ade)3 Rekomendasi OECD untuk Indonesia
Senin, 1 November 2010 - 13:28 wib
Ilustrasi
JAKARTA - Organisation Economyc Co-operation and Development (OECD) merekomendasikan tiga hal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Hal ini dikatakan Sekretaris Jendral OECD Angel Guria dalam laporan penelitian mereka mengenai kebijakan investasi dan survei ekonomi atas Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (1/11/2010).
"Indonesia perlu menciptakan ruang fiskal untuk anggaran investasi dalam program pro-growth seperti pengembangan infrastruktur dan akumulasi sumber daya manusia," ujarnya.
Kedua, dibutuhkan reformasi pasar tenaga kerja dan kebijakan sosial untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Ketiga, dibutuhkan investasi di sektor infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"Indonesia harus melanjutkan peningkatan upaya penegakan kepastian hukum dan kebijakan investasi," jelasnya.
Indonesia juga harus mengurangi hambatan pada investasi asing, dan mengembangkan kebijakan untuk memfasilitasi dan mendorong keterkaitan serta dampak penaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) terhadap ekonomi lokal.
Terkait dengan kebijakan ekonomi makro pemerintah, OECD juga menyarankan agar Indonesia dapat menurunkan target inflasi dan memperkuat kebijakan moneter.
Dirut Telkom Masuk Jajaran CEO Terbaik Asia
Jum'at, 26 November 2010 - 08:58 wib
SINGAPURA - Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Rinaldi Firmansyah dinobatkan sebagai salah satu pemimpin bisnis terbaik 2010 (Asia Business Leader of The Year) dalam ajang CNBC’s Asia Business Leader Award (ABLA) 2010.
Pemberian penghargaan oleh saluran berita CNBC Asia itu diselenggarakan di Hotel Capella, Sentosa, Singapura, kemarin.
CNBC ABLA merupakan penghargaan bergengsi untuk CEO di Asia yang sukses menjalankan bisnisnya berpikir visioner, inovatif, dan membawa pengaruh berarti terhadap percaturan bisnis regional maupun global. ”Penghargaan ini satu kehormatan untuk saya pribadi maupun Telkom,” ujar Rinaldi di Singapura kemarin.
Menurut Rinaldi, predikat sebagai Asia Business Leader of The Year membawa konsekuensi bahwa dirinya mampu mengemban amanah yang dipercayakan pemegang saham untuk lebih memajukan Telkom.
Dia mengatakan, meski saat ini Telkom masih merupakan pemimpin pasar industri telekomunikasi di Indonesia, ke depan persaingan akan semakin tajam dan berat. Rinaldi mengatakan, penghargaan dari lembaga yang sangat kredibel seperti CNBC akan memberikan motivasi dan pengaruh yang positif terhadap Telkom untuk bekerja lebih baik lagi.
Di tengah persaingan antaroperator yang semakin ketat,Telkom tetap mampu menjadi operator terdepan baik dari sisi pangsa pasar dan pelanggan (customer base) maupun performa keuangannya, jauh di atas para pesaing.
Pada kuartal III-2010, pelanggan Telkom Group mencapai lebih dari 118 juta. Sementara pendapatan usaha mengalami kenaikan hampir Rp2 triliun menjadi Rp52 triliun atau naik 3,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebagian besar pendapatan disumbangkan oleh kenaikan pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika Rp2,7 triliun atau 15 persen.
Rinaldi Firmansyah lahir di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 10 Juni 1960 terpilih menjadi Direktur Utama Telkom melalui RUPS Telkom pada 28 Februari 2007. Sebelumnya, Rinaldi adalah Direktur Keuangan Telkom. Dia merupakan alumnus jurusan Teknik Elektronika Institut Teknologi Bandung (ITB). Gelar Master of Business Administration dia peroleh di IPMI Jakarta.
Meski latar belakangnya teknik elektronika, dia justru mengambil spesialisasi bidang keuangan di AIMR, Charlottesville, Amerika Serikat dan membawa pulang gelar Chartered Financial Analyst (CFA) pada 1998.
Rinaldi juga mengamalkan sebagian ilmu bisnisnya untuk mengajar paruh waktu di IPMI, bekas almamaternya dulu. Aktivitas itu ditekuni pada1999. Dia juga mengabdikan ilmunya dengan mengajar di Institut Pengembangan Analisa Finansial (IPAF) pada 1994-1999.
Juga pernah menjadi trainer dan dosen di program pendidikan Trade Finance and Credit Course pada 1992-1994. Berbagai pengalaman yang dia raih di dunia profesional membuat Rinaldi memperoleh beragam penghargaan. Di bawah kepemimpinan Rinaldi, Telkom melakukan transformasi portofolio bisnis.
Perusahaan yang semula bergerak di bidang infocom, berubah menjadi perusahaan telecommunication, information, multimedia, dan edutainment (TIME). Transformasi Telkom didorong perubahan lingkungan bisnis serta gaya hidup masyarakat yang juga berubah drastis.(*)
0 komentar:
Posting Komentar